Kasus Covid 19

Gambar
Beberapa kebijakan telah diberlakukan untuk mencegah beberapa Kasus pandemi COVID-19 ini. Mulai dari  menutup tempat-tempat wisata, menerapkan social distance, meliburkan segala kegiatan perkantoran, perkuliahan, dan pembelajaran sekolah hanya untuk mengurangi dampak terjadinya penyebaran COVID-19 yang lebih luas lagi. Sebagai pengguna media sosial di mana mahasiswa yang ikut merasakan dampak dari kebijakan pemerintah banyak sekali mahasiswa di Indonesia yang mulai mengeluh akibat adanya COVID-19 ini. Pada semua jenjang pendidikan yang berada di indonesia kita telah merasakan secara bersama adanya dampak dari  virus COVID-19 ini, di mana kita harus selalu siap dan sigap menghadapi semua tantangan perubahan yang secara mendadak muncul pada semua bidang, karena cepat maupun lambat dunia pendidikan akan mengalami perubahan secara drastis akibat ulah pandemi COVID-19. Kita ketahui bersama pemerintah pusat telah mengeluarkan banyak kebijakan-kebijakan, seperti meliburkan...

Penjelasan Teman Imajinasi

Teman imajinasi adalah fenomena psikologis dan sosial ketika pertemanan atau hubungan interpersonal lainnya berlangsung dalam ranah imajinasi dan tidak di dunia nyata. Teman khayalan ada, karena anak mencari teman yang membuat mereka nyaman, mereka bermacam-macam bentuk. Ada yang seperti hewan, manusia, boneka, animasi, dll. bukan berarti mereka tidak bisa mendapatkan teman di kehidupan sebenarnya, namun dengan memiliki teman khayalan mereka tidak perlu takut atau cemas menceritakan apapun masalahnya ke teman khayalannya.


Menurut psikolog pediatrik Dr. David Ericksoh,ph.D. dari Glenrose Rehabilitation Hospital di Edmonton, Canada dan Associate Clinical Professor of Pediatrics di University of Alberta, teman imajinasi pada anak ini sering dialami oleh anak-anak karena keberadaan teman imajinasi memungkinkan mereka untuk keluar dari situasi yang tengah dijalani dan membuat realita yang sebenarnya mereka harapkan terjadi. Umumnya anak memunculkan teman imajiner ketika ia sedang senang-senangnya melakukan permainan simbolik atau bermain peran, kira-kira sekitar usia 3 sampai 5 tahun. Usia ini bervariasi pada masing-masing anak. Ada yang masih mengembangkan teman imajiner hingga usia 7-8 tahun, ada yang sudah mulai memiliki teman imajiner sebelum usia 3 tahun. Anak memunculkan teman imajiner pada usia-usia ini karena belum mampu memisahkan secara tegas antara dunia nyata dan imajinasi.


teman hayalan mempunyai hal positif seperti. Sebagai media untuk beradaptasi dengan lingkungan, membantu anak membangun hubungan, membantu anak mengelola emosi, membantu untuk memahami situasi , dan membantu mengelola konflik di sekitarnya, akan tetapi teman hayalan mempunyai dampak buruk, seperti anak selalu berbohong dan mengkambing hitamkan teman hayalan, terkadang teman hayalan anak tidak bisa di kontrol sehingga harus mematuhi kemauan temannya tersebut. Sebab, adanya teman khayalan yang membahayakan sebenarnya bisa saja menjadi tanda awal adanya masalah pada kondisi psikologi anak. Biasanya teman imajinasi akan hilang dengan sendirinya dalam waktu paling cepat selama enam bulan, teman imajinasi akan hilang jika anak sudah berhasil mengatasi masalah yang menjadi pemicu hadirnya teman imajinasinya ini.


Seiring berkembang waktu anak akan mengenal sosial emosi dengan berteman secara nyata. Ia juga akan belajar kemampuan bahasa hingga kognitif sehingga secara perlahan akan menghapus kehadiran teman imajinasi karena menyadarinya bahwa itu hanya sebatas khayalannya saja. Sering kali, teman khayalan tidak berbahaya dan ini adalah normal. Namun, jika orang tua merasa anak mengalami sesuatu yang lebih dari sekadar teman khayalan, segera temui dokter untuk memeriksakan kondisi anak. Kapan saja perilaku dan suasana hati anak berubah secara dramatis atau mulai membuatmu khawatir, hubungi dokter anak, atau profesional kesehatan mental. Jika teman khayalan anak menjadi menakutkan, agresif, atau menakutkan bagi anak, evaluasikan kondisi dan riwayat pertemanan anak dengan teman khayalan dengan profesional kesehatan mental.

Postingan populer dari blog ini

Dengan Teriak Aku Bahagia

Curhatan Korban Bully